Sebuah Pelajaran Bisnis Dari Wall Street

Banyak sekali "Monkey Business" bertebaran di sekitar kita, jangan terjebak di dalamnya

13 Desember 2021 - 10:00
Sebuah Pelajaran Bisnis Dari Wall Street

Suatu hari di sebuah desa, seorang yang kaya raya mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp. 50,000,- per ekor. Padahal monyet disana sama sekali tak ada harganya karena jumlahnya yang banyak dan kerap dianggap sebagai hama pemakan tanaman buah-buahan.

Para penduduk desa yang menyadari bahwa banyak monyet disekitar desa pun kemudian mulai masuk hutan dan menangkapinya satu persatu.

Kemudian si Orang Kaya membeli ribuan ekor monyet dengan harga Rp 50,000,- . Karena penangkapan secara besar-besaran akhirnya monyet-monyet semakin sulit dicari, penduduk desa pun menghentikan usahanya untuk menangkapi monyet-monyet tersebut.

Maka si Orang Kaya pun sekali lagi kembali untuk mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp 100,000 per ekor. Tentu saja hal ini memberi semangat dan "angin segar" bagi penduduk desa untuk kemudian mulai untuk menangkapi monyet lagi.

Tak berapa lama, jumlah monyet pun semakin sedikit dari hari ke hari dan semakin sulit dicari, kemudian penduduk pun kembali ke aktifitas seperti biasanya, yaitu bertani.

Karena monyet kini telah langka, harga monyet pun meroket naik hingga Rp 150,000,- / ekornya. Tapi tetap saja monyet sudah sangat sulit dicari.

Sekali lagi si Orang Kaya mengumumkan kepada penduduk desa bahwa ia akan membeli monyet dengan harga Rp 500,000,- per ekor! Namun, karena si Orang Kaya harus pergi ke kota karena urusan bisnis, Asisten pribadinya akan menggantikan sementara atas namanya.

Dengan tiada kehadiran si Orang Kaya, si Asisten pun berkata pada penduduk desa: "Lihatlah monyet-monyet yang ada di kurungan besar yang dikumpulkan oleh si Orang Kaya itu. Saya akan menjual monyet-monyet itu kepada kalian dengan harga Rp 350,000,- / ekor dan saat si Orang Kaya kembali, kalian bisa menjualnya kembali ke si Orang Kaya dengan harga Rp 500,000,-. Bagaimana...?"

Akhirnya, penduduk desa pun mengumpulkan uang simpanan mereka dan membeli semua monyet yang ada di kurungan.

Namun...,
Kemudian...,
Mereka tak pernah lagi melihat si Orang Kaya maupun si Asisten di desa itu!

Selamat datang di Wall Street!

Inilah yang dikatakan orang "Monkey Bussiness"!

Hati-hati..., jangan terjebak "Monkey Business"...

Seperti ikan arwana,
Seperti ikan lohan,
Seperti batu akik,
Seperti bunga gelombang cinta,
Seperti burung love bird..., dan banyak lagi.

Strategi seperti ini biasanya di lengkapi juga dengan propaganda bisnis yang luar biasa dengan cara pameran-pameran dan event-event besar dengan harga-harga yang menggiurkan sehingga masyarakat banyak yang tertarik untuk ikut bermain di dalamnya.

Padahal di event-event itu aktornya adalah para orang-orang kapitalis yang bersandiwara untuk memikat masyarakat banyak.

Seperti semua barang yang kita beli tetapi bukan karena kita membutuhkannya.

Bapak dan ibu termasuk yang mana? Si Orang Kaya (Pengusaha) atau Penduduk Desa? Pilihlah dengan Bijaksana.

 
KIKANATUR.com bukan pemilik artikel ini, artikel ini didapat dari grup percakapan online. Jika Anda pemilik sah artikel ini dan keberatan ditayangkan di KIKANATUR.com, silahkan hubungi kami menggunakan formulir kontak (tujukan kepada Klaim Artikel), cantumkan URL artikel ini dan bukti yang menguatkan bahwa artikel ini milik Anda, kami akan menghapusnya dari KIKANATUR.com. Terima kasih.
Tag
559 | 0 | 9 | 0,00 / 0 | 0
Kirim ke teman Versi cetak Komentar
Penilaian Saya