Kawan sesungguhnyaā€ˇ adalah orang yang memikirkan, bersedia menunjukkan kekurangan dan membantu memperbaikinya untuk kita
Suatu waktu ada sebatang pohon dengan buah yang sangat lebat, warna buahnya yang kuning keemasan terlihat begitu menggiurkan dan menggoda.
Seekor burung jalak hinggap di pohon tersebut dan dengan lantang memuji, "Pohon yang amat subur dan terlihat indah sekali dengan buah yang cantik...."
"Kawan, tinggallah di tempatku ini...," ujar sang pohon.
Lalu seekor burung kenari terbang ke pohon tersebut, menghadap ke arah pohon ini, sambil bernyanyi, "Pohon ini sangat hijau, buahnya sangat wangi, sangat bagus bak bidadari...."
"Jika dikau ingin memakan buahku, ambil saja kawan...," ujar sang pohon kembali.
Seekor burung pelatuk hinggap juga ke pohon yang subur ini, ia mematuk-matuk seluruh badan pohon, membuat pohon kesakitan. "aku melihat di dalam tubuhmu ada seekor ulat yang menjijikkan, aku ingin mematuknya keluar, jika tidak, maka kau akan menjadi sakit dan lemah di makan oleh ulat...," kata burung tersebut.
"Omong kosong, kamu mematukku, sengaja ingin membunuhku kan?" jawab sang pohon.
Mendapatkan jawaban seperti itu, burung pelatuk itu pun akhirnya terbang meninggalkan sang pohon.
Tak berapa lama, si pohon menderita sakit, daunnya berubah kuning berguguran, dahannya mulai mengering dan terlihat layu, tidak bisa berbuah lagi.
Karena tidak ada lagi yang bisa dimanfaatkan, burung jalak dan burung kenari yang tadinya menetap di pohon tersebut, terbang pergi meninggalkannya.
Suatu hari burung pelatuk mendatangi pohon tersebut kembali yang terlihat begitu menyedihkan. Ia segera mematuk-matuk pohon itu, walau pohon itu menjerit kesakitan, ia tidak peduli, mematuk terus mencari semua ulat yang bersembunyi dan memakannya habis.
Setelah semua ulat-ulat di pohon tersebut habis, burung pelatuk itu pun terbang untuk mencari pohon-pohon lainnya.
Dua minggu kemudian, daun pohon ini tumbuh kembali, hijaunya mulai terlihat, lebat. Lambat laun pohon tersebut terlihat sehat dan berbuah lagi seperti semula.
Dengan perasaan terharu sang pohon berkata, "ternyata yang bernyanyi dan memuji kita belum tentu kawan, tetapi yang memikirkan dan bersedia menunjukkan kekurangan dan membantu kita, itulah kawan sesungguhnya."
Seorang kawan akan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan terbiasa mengelus untuk memanipulasi.
Orang yang berbuat baik pada saat kita sedang jaya belum tentu akan terus mendampingi di saat kita jatuh, tetapi tidak perlu khawatir karena akan selalu ada orang yang menjadi kawan sesungguhnya untuk kita.