Sebuah insiden belasan tahun lalu di Cina terjadi ketika sebuah truk besar tergelincir saat melintasi jalan layang.
Kepala truk menerobos pembatas jalan menyebabkan kendaraan berat itu bersiap untuk terjun bebas ke bawah.
Tapi karena muatan yang dibawanya cukup banyak, truk itu justru selamat!
Beban berat yang dibawanya ternyata menahan kepala truk tidak terjatuh.
Petugas keamanan pun datang melakukan operasi penyelamatan, dan orang-orang kemudian ramai mengomentari insiden tersebut bahwa terkadang beban yang berat itu menyelamatkan hidup kita.
Sebuah kisah lain tentang 2 orang India yang mendaki gunung Himalaya.
Ketika mereka berdua dalam perjalanan turun dari gunung dan berjuang melawan suhu dingin yang ekstrem, mereka bertemu seorang pendaki lain yang kakinya terjepit di antara bebatuan sehingga mengalami cedera.
Salah seorang memutuskan untuk menolong orang asing tersebut, sementara seorang lainnya justru memilih untuk terus berjalan menyelamatkan diri sendiri.
Sang penolong membopong pendaki yang terluka itu di punggungnya, mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan tertatih-tatih.
Sesekali mereka beristirahat karena kelelahan sebelum melanjutkan perjalanan.
Meski penuh perjuangan, mereka berdua berhasil tiba di kaki gunung dengan selamat.
Anehnya, justru teman pendaki si penolong yang sudah berjalan jauh di depannya ternyata belum tiba?
Seharusnya ia sudah tiba duluan.
Hingga beberapa jam kemudian pencarian dilakukan, tim SAR menemukan temannya itu mati membeku di tengah perjalanan.
Tubuhnya tak sanggup melawan cuaca dingin yang menusuk tulang itu.
Tersadarlah si pendaki penolong itu bahwa justru karena beban berat yang ia pikul, panas tubuhnya menyebabkan tidak membeku.
Ditambah lagi punggungnya yang bersentuhan dengan orang yang ia tolong, menjaga panas tubuhnya.
Sekali lagi terbukti bahwa kadang beban yang berat itu menyelamatkan hidup kita.
Dari kisah di atas, kita mendapatkan pesan bahwa: