Tanpa kita sadari, sering kali peluang yang kita cari ternyata terpampang jelas ada di dekat kita
Rumput tetangga lebih hijau, kiasan yang sudah akrab di telinga, sarat dengan makna.
Di suatu masa, hiduplah seorang pengemis tua yang sengsara hidupnya, semuanya serba berkekurangan.
Setiap hari pekerjaannya hanya mengemis, dan hasil yang didapat hanya cukup untuk makan saja, terkadang sehari ia hanya makan sekali saja.
Ada seorang dokter muda yang setiap hari berjalan melewati tempat di mana pengemis tua tersebut berada. Karena merasa iba, setiap hari pula sang dokter muda memberi uang kepada pengemis tua tersebut.
Sering terpikir oleh pengemis tua, alangkah enaknya orang yang hidup berkecukupan seperti dokter muda itu, selain "kaya", ia juga bisa membantu banyak orang yang butuh pertolongannya sebagai seorang dokter.
Satu hari, sang dokter berjalan melewati tempat si pengemis tua itu, dia melihat pengemis tua yang sedang berbaring, iapun menghampirinya.
Merasa aneh melihat pengemis tua tersebut, sang dokter muda itu memeriksanya, alangkah kagetnya dia, ternyata pengemis tua itu sudah meninggal.
Setelah menelepon aparat terkait, sang dokter muda itu melihat kembali ke arah jasad pengemis tua itu, ada yang menarik perhatiannya.
Dia mengambil dan memperhatikan "mangkok kotor dan kumal" yang digunakan pengemis tua tersebut semasa hidupnya untuk meminta-minta setiap harinya.
Setelah meminta ijin kepada aparat yang sudah datang ke lokasi tempat ia menunggu jasad si pengemis tua, sang dokter muda itu membawa "mangkok kotor dan kumal" untuk diperiksa kepada ahlinya.
Selang beberapa waktu kemudian, sang dokter mendapatkan kabar dari ahli yang diminta untuk memeriksa mangkok peninggalan si pengemis tua.
Ternyata, "mangkok kotor dan kumal" tersebut adalah peninggalan sejarah berusia ratusan tahun dengan nilai sejarah tinggi, dan bisa menjadi barang kolektor yang nilainya fantastis.
Tidak hanya bisa untuk membeli keperluan makan sehari-hari, tetapi juga bisa membeli rumah mewah beserta isinya.
Teman-teman, kira sering "sibuk mencari peluang" ke sana-sini tak tentu arah, kadang perjuangan yang melelahkan itu sesekali menimbulkan "umpatan", "iri hati" dan hal-hal negatif lainnya.
Tanpa kita sadari, sering kali pula peluang yang kita cari ternyata terpampang jelas ada di dekat kita.
Bersyukurlah selalu dengan apa yang kita miliki, manfaatkanlah apa yang kita miliki saat ini untuk kebaikan, sesungguhnya kebahagiaan itu bergantung pada diri kita sendiri.
Rumput tetangga lebih hijau, itulah fatamorgana kehidupan, dengan bersyukur kita akan mendapat berjuta nikmat tidak terhingga.