Banyak cara memicu kepercayaan diri untuk bangkit dari keterpurukan, lakukanlah!
Seorang guru bahasa Inggris pengganti memasuki ruangan kelas di sebuah sekolah menengah.
Ia menggantikan guru pelajaran bahasa inggris hingga akhir semester berjalan.
Memulai tugas pengajarannya, sang guru pengganti bertanya pada seorang murid laki-laki yang duduk di bangku depan.
Seketika suasana kelas menjadi riuh, murid-murid lainnya tertawa tanpa sebab yang ia ketahui.
Karena sudah kenyang dengan pengalaman mengajar, sang guru pengganti menyadari, pasti ada sesuatu yang ditertawakan oleh anak-anak dikelas itu pada diri anak laki-laki yang ditanya olehnya tadi.
Setelah diselidiki ternyata anak laki-laki itu dikenal sebagai murid yang paling bodoh di kelas itu. Teman-teman sekelasnya meremehkan dirinya dan sering mengolok-olok dan menertawakannya.
Satu hari seusai pelajaran dan seluruh murid di kelas itu sudah pulang, sang guru memanggil murid yang dianggap bodoh itu.
Ia berkata sambil memberikan secarik kertas, katanya: "Hafalkan baik-baik bait-bait syair yang ada di kertas ini dan jangan beritahukan kepada teman-temanmu atau siapapun!" Murid itu mengangguk patuh.
Seminggu kemudian, sang guru menyampaikan pelajaran baru dikelas itu, ia menulis syair di papan tulis, menerangkannya dan membacakannya berulang-ulang.
"Nah sekarang siapa yang hafal bait-bait syair ini?", tanyanya sambil perlahan menghapus tulisan syair yang ada di papan tulis.
Tidak ada seorang murid yang mengangkat tangan, kecuali si murid yang dianggap bodoh oleh teman-teman sekelasnya.
Dengan perlahan dan malu-malu ia berdiri dan mengucapkan isi bait dari syair yang sudah dihapus dari papan tulis.
Apa yang dikatakannya tepat sekali sesuai dengan syair tadi, ia mengucapkannya dengan lancar. Teman-teman sekelasnya yang biasa mengolok-olok dan menertawakannya sekarang terdiam seribu basa, mereka terkejut!
Sang gurupun memuji sang murid dan mengajak murid-murid di kelas itu untuk bertepuk tangan menghormatinya.
Demikianlah, berulang kali guru bahasa inggris pengganti tersebut memberikan hafalan-hafalan kepada si murid "bodoh" itu.
Hari berganti hari, cemoohan dan tertawaan dari teman-teman sekelasnya berganti menjadi decak kekaguman.
Hal ini membuat perubahan pada jiwa si murid "bodoh" tersebut.
Ia mulai percaya diri dan meyakini dirinya bahwa dirinya tidaklah bodoh seperti yang selama ini dia pikirkan, sekarang ia merasa mampu bersaing dengan teman-teman sekelasnya.
Perubahan ini mendorong dirinya semakin bersemangat belajar bersungguh-sungguh di setiap mata pelajaran di kelasnya.
Hingga akhir semester saat ujian akhir, ia pun lulus ujian setiap mata pelajaran dengan nilai yang sangat memuaskan.
Saat ini sang murid tersebut sedang mengejar gelar doktor di sebuah universitas ternama di kotanya.
Kisah ini dia tuliskan di sebuah surat kabar sebagai terima kasih, apresiasi dan doa kepada sang guru pengganti agar beroleh pahala dari Tuhan karena kebaikan dan jasa-jasanya.
Saudaraku, kita akan selalu bergaul dengan 2 macam jenis manusia:
Semoga kisah di atas bisa semakin membuka diri kita menjadi pribadi seperti jenis manusia yang pertama.
Tidak lupa juga jangan pernah melupakan jasa dan kebaikan kepada orang-orang di kehidupan kita, orang tua, guru, dan lainnya.
Selamat pagi, Gbu.