Pendapat tiap-tiap orang pasti akan berbeda sesuai dengan apa yang dialaminya
Seorang anak kehilangan sepatunya di laut, lalu dia menulis di pinggir pantai: Laut Ini Maling.
Tak lama datanglah nelayan yang membawa hasil tangkapan ikan begitu banyak, lalu dia menulis di pantai: Laut Ini Baik Hati.
Seorang anak tenggelam di lautan lalu ibunya menulis di pantai: Laut Ini Pembunuh.
Saat seseorang yang selamat dari hantaman badai ketika ia berada di perahunya, menulis di pantai: Laut Ini Penuh Marabahaya.
Tak lama datanglah Seorang lelaki yang menemukan sebongkah mutiara dari dalam lautan, lalu dia menulis di pantai: Laut Ini Penuh Berkah.
Kemudian datanglah ombak besar dan menghapus semua tulisan di pantai itu tanpa sisa.
Lautpun seperti biasa, apa adanya, ombak dengan buihnya selalu setia mendatangani pantai.
Dari kisah di atas, kita dapat mengambil pelajaran, yaitu: Jangan Risaukan Omongan Orang, Karena Setiap Orang Membaca Dunia Dengan Pemahaman Dan Pengalaman Yang Berbeda.
Teruslah melangkah di jalan yang baik, meski terkadang kebaikan tidak senantiasa dihargai.
Tak usah repot-repot menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu.
Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi siapa yang mau berbuat baik.
Jangan menghapus persaudaraan hanya karena sebuah kesalahan, namun hapuslah ksalahan demi lanjutnya persaudaraan.
Jika gangguan datang kepadamu, jangan berpikir bagaimana cara membalas yang lebih perih, tapi berpikirlah bagaimana cara membalas dengan yang lebih baik.
Janganlah mengeluh, teruslah berusaha dan berdoa, sibukkan diri dalam kebaikan, hingga keburukan lelah mengikuti kita.
Tugas kita adalah berbuat yang baik dan benar, bukan menghakimi.
Memaafkan adalah memaafkan tanpa tapi, menghargai adalah menghargai tanpa tapi.
Jangan pakai hukum sebab akibat untuk membenarkan amarahmu, karena jika kamu baik, amarah tak akan dibiarkan tumbuh subur di hatimu.
Selamat Pagi..., Gbu